Nikmat Melangkah Kembali..

Bismillah…

Ada banyak yang ingin diceritakan sebenarnya, tapi yang utama dan pertama adalah rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah Jalla Jalaluh atas segala nikmat dan karuniaNya…

Lebih dari 3 bulan sejak tegak diagnosis terhadap Zahir, lalu ia menjalani pengobatan, alhamdulillah banyak sekali perkembangan yang terlihat…Sekarang Zahir sudah bisa berjalan seperti biasa bahkan sudah senang berjalan jauh sambil naik skuter kecilnya, padahal sebelum sakit dia lebih senang duduk di strollernya.. Kini, ia sudah bisa berlari bahkan lebih cepat dari sebelumnya.. Ia juga sudah bisa melompat-lompat bahkan hobinya sekarang adalah main perosotan..Alhamdulillah.. Alhamdulillah…

Dan akhirnya yang kami rindukan pun tiba. Saat malam hari, kembali lagi ia beratraksi, panjat sana-sini, lompat sana sini, tendang sana dan sini.. Tapi setiap jengkel dan hendak mengeluh, kami teringat, “Bukankah ini yang kita rindukan berbulan-bulan yang lalu saat dia sakit?”

Masih ada 2 bulan dengan obat yang sama.. Mudah-mudahan di pertemuan berikutnya dengan dokter, Zahir sudah benar-benar pulih dan bisa segera melepas obat-obatnya… Aamiin Allahumma Aamiin…

Episode Bersama Zahir

Bismillah.. Alhamdulillah ‘alaa kulli haal..

Hampir 3 bulan yang lalu, kami mulai melihat ada yang aneh dari cara Zahir berjalan.. Awalnya kami mengira hal ini terjadi karena efek toilet training, mungkin jalannya menjadi aneh karena dia belum terbiasa tanpa diapers.. Lalu perlahan, dia makin kesulitan untuk duduk dari posisi berdiri, sulit pula untuk berdiri dari posisi duduk, bahkan dia harus menyeret kakinya agar bisa melangkah.. Jarak kemampuannya berjalan pun makin berkurang tiap harinya..Pekan pertama dia masih bisa berjalan dari kamar kami ke pintu depan.. Pekan berikutnya hanya bisa sampai ke kamar kakak-kakaknya, dan puncaknya dia sama sekali sudah tidak melangkahkan kakinya..

Perjalanan berobat pun sangat lama dan harus sabar menunggu.. Berbekal pengalaman saat Zahir patah tangan dulu, tak lama setelah mendapat surat rujukan dari dokter anak di dekat rumah, kami pun menghubungi salah satu rumah sakit anak terbesar yang ada di Seoul. Itu pun sambil bertanya kepada teman-teman kiri kanan. Qodarullah karena ini adalah rumah sakit utama, antrian untuk bisa mendapatkan jadwal konsultasi pun lumayan lama. Jarak antar konsultasi dan aneka tes pun bisa memakan waktu 2-4 pekan..

Selama proses bolak-balik rumah sakit 3 bulan itu, qodarullah masih belum tegak juga diagnosis mengenai penyebab kondisi Zahir, sedangkan kekuatan kakinya dari hari ke hari terus melemah..Ada saat – saat di mana Zahir bahkan menolak untuk berdiri, sekadar duduk pun ingin bertumpu di badan orang lain. Sedikit saja kakinya tersenggol akan langsung mengaduh dan menangis, subhanallah…

Kami bertemu dengan dokter neurologi, dokter orthopedi, hingga dokter rheumatologi .. Dari mulai tes darah yang berulang-ulang , X-ray, ultrasound tulang, scan tulang, hingga MRI harus Zahir jalani.. Alhamdulillah setelah sekian lama akhirnya mulai ada titik terang penyebab Zahir menjadi seperti ini..

Yang saya takjub, MasyaaAllah, adalah bagaimana sikap abinya menjalani hari-hari seperti ini bersama Zahir.. Di saat saya terkadang overthinking karena terlalu banyak browsing, beliau selalu bilang , “Untuk apa Mi browsing ini itu, tidak memberi solusi.. Perbanyak saja doa, kalau sudah 1.000 kali berarti tambah lagi jadi 1.001, 1.002….” Atau kata-katanya “Umi sedih? Kalau abi bahagia melihat Zahir masih bisa tertawa..” “Zahir shalih, tidak apa-apa ya, InsyaaAllah nanti Zahir bisa lari lebih cepat.. Kalau Zahir sudah bisa berjalan lagi, abi ajak ke masjid InsyaaAllah..” Allahu Yubaarik fiih~~

Saat ini, Zahir akhirnya mau belajar lagi untuk berdiri, mau belajar berjalan lagi walau masih sembari berpegangan, Alhamdulillah .. Ada Kakak dan Teteh sebagai supporter setia di rumah, yang selalu mengapresiasi tiap langkah barunya, membuatnya makin semangat unjuk kebolehan… MasyaaAllah…

Sekarang, setiap melihat perkembangan Zahir yang membaik pelan-pelan menjadi momen bersyukur yang amat berharga bagi kami..Alhamdulillah.. Melihat dia merangkak lagi, melihat dia berdiri lagi memunculkan rasa bahagia. Bahkan momen dia menendangkan kakinya ke badan kami saat jumpalitan, yang dulu bisa sukses membuat saya menggerutu, kali ini malah membuat saya terharu..

Bersama Zahir rasanya kehidupan semakin berwarna.. MasyaaAllah.. Ada hari-hari dan malam-malam di mana dada ini rasanya sesak sekali karena sedih dan khawatir. Lalu ada hari-hari yang membuat kami bahagia dan bersyukur walau hanya dengan melihat langkah kecilnya seperti saat bayi dia melangkahkan kaki pertama kali…Alhamdulillah kami diberi dua kali kesempatan berbahagia melihat Zahir belajar berjalan..

Masih akan ada sesi-sesi berkunjung ke rumah sakit berikutnya.. Masih ada pengobatan yang harus dilaluinya.. Segala kekuatan hanya berasal dari Allah.. Yang Maha Menyembuhkan adalah Allah..Semoga Allah segera memberikan kesehatan kembali untuk Zahir.. Kelak, mungkin Zahir tidak akan ingat masa-masa ini, tapi akan umi ingatkan bahwa Zahir pernah Allah takdirkan menjalani semua ini.. . Maka ketika nikmat sehat dan berjalan itu Allah kembalikan, hanya untuk keta’atan lah itu dipergunakan, Nak..

===

Menjalani episode ini saat jauh dari kampung halaman awalnya terasa sangat berat.. Tetapi Allah lah sebaik-baik penolong dan pemberi kekuatan, kemudian doa dari keluarga dan teman-teman, serta dukungan dari saudara-saudara seperantauan yang luar biasa. Ada saja yang tiba-tiba suka menanyakan kabar Zahir bahkan tahu kapan Zahir akan ke dokter, yang mengirimkan support materi dan moril yang berharga. Semuanya… jazaakumullahu khayran.. ❤️❤️

Zahir (3 Tahun…)

Bismillah…

Zahir sayang, Alhamdulillah usiamu kini 3 tahun.. MasyaaAllah tabarakallah… Masih jelas dalam ingatan bagaimana saat umi melahirkanmu dulu, satu-satunya anak umi yang lahir di tengah malam buta sebagaimana abimu dulu katanya..

Zahir sayang.. Beberapa saat terakhir Allah sedang mengingatkan umi untuk tidak mudah mengeluh dan tak lupa bersyukur..Terkadang umi mengeluhkan dirimu yang selalu melompat-lompat bahkan di tengah malam saat umi dan abi sudah terkantun-kantuk.. Lalu suatu ketika tanganmu patah, maka sungguh melihatmu hanya terdiam dan berbaring lebih membuat umi sedih dibandingkan rasa lelah menemanimu begadang..

Lalu umi kembali mengeluhkan kakimu yang sering kali menendang ke sana ke mari saat menjelang tidur, lalu lari-larimu di dalam rumah yang membuat umi takut akan ditegur tetangga bawah.. Tapi saat ini Allah tengah mencabut nikmat itu, ketika kau untuk berdiri saja sulit, ketika kau berjalan saja kembali tertatih-tatih…

Abimu bilang, “Gapapa Nak hari ini Kamu mundur bebeberapa langkah, InsyaaAllah besok Kau bisa berlari lebih kencang dari sebelumnya..”

Zahir sayang, umi sedang menantimu kembali “melompat” .. Sebagaimana Allah menolongmu melompat melalui proses toilet training hanya dalam waktu 2 pekan. Maka umi yakin Allah akan kembali menolongmu dalam hal-hal yang lain.. Seperti abimu bilang, kau hari ini memang sedang tertatih, tapi InsyaaAllah kau akan kembali berlari esok hari…

Zahir sayang, maafkan umi yang begitu banyak kurangnya dalam menjaga dan merawatmu.. Doakan umi, amal-amal umi yang sedikit dan banyak kurangnya ini tetap Allah terima dan tidak membuatmu kecil.. Umi memohon kepada Allah, kelak Kau menjadi orang yang amal-amalnya besar di hadapanNya..

Uhibbuka fillah anak umi sholih…

Toilet Training Jagoannya Ummi

Bismillah

Sebenarnya saya agak-agak lupa bagaimana seharusnya menjalankan toilet training yang benar. Seingat saya, dua kakaknya dulu terhitung mudah melaluinya. Entah karena sudah lama jadi yang diingat hanya mudahnya saja atau bagaimana. Tapi yang pasti, dua anak yang pertama alhamdulillah lulus toilet training di usia sekitar 2.5 tahun.

Berbekal ingatan itu maka untuk si jagoan saya menargetkan di usia yang sama pula dia harus mulai toilet training. Masalahnya, saat dia berusia 2.5 tahun itu bertepatan dengan musim dingin di Korea. Akhirnya saya undur selama sebulan, saat cuaca sudah lebih bersahabat, ketika mulai masuk musim semi. Tapi yang namanya juga baru awal musim semi, cuaca tetap saja dingin. Sehari dua hari saya jalani, hingga hampir satu minggu, tak ada perkembangan berarti, si jagoan walaupun sudah rutin dibawa ke kamar mandi per sekian jam tapi hampir tidak pernah mengeluarkan pipisnya di kamar mandi. Yang ada adalah dia jadi seperti takut dengan kamar mandi. Setiap kali diajak ke kamar mandi dia menolak, setiap pintu kamar mandi terbuka sedikit saja dia akan bergegas menutupnya. Setelah baca-baca lagi akhirnya saya putuskan menunda kembali proses toilet training si jagoan. Pikir saya, barangkali dia memang belum siap, saya juga barangkali belum siap, terkadang saya masih sering memperlihatkan respon kaget berlebihan saat melihatnya pipis di lantai.

Sebulan, dua bulan, bahkan tiga bulan berlalu. Musim panas pun tiba. Dan ini adalah kesempatan emas untuk memulai toilet training kembali. Tapi saya masih maju mundur mengingat pengalaman toilet training sebelumnya. Sampai akhirnya suatu hari saya mendengar cerita guru ngaji saya yang juga sedang melakukan toilet training untuk putranya yang bahkan usianya jauh lebih muda dari si jagoan. Alasan beliau sama, “Mumpung musim panas”.

Maka, bismillah, akhirnya proses ini dimulai kembali. Awalnya hanya beberapa jam sehari saya mencoba melepas diapersnya dan mengajaknya pipis ke kamar mandi. Tapi sma sekali tidak ada kemajuan. Lalu akhirnya saya benar-benar melepas diapersnya dan kembali melakukan ritual membawanya ke kamar mandi tiap beberapa jam sekali. Hasilnya? Si jagoan malah l menahan pipisnya. Dia sama sekali tidak pipis selama berjam-jam, dan hanya akan pipis saat dipakaikan diapers. Mungkin ini juga dampak dari si jagoan yang hampir tidak pernah lepas dari diapers, terutama sejak di Korea. Berbeda dari kedua kakaknya yang memang tidak begitu lekat dengan pemakaian diapers.

Di sini saya mulai kembali ragu. Jangan-jangan memang si jagoan belum siap. Terlebih agak ngeri juga kalau nanti malah muncul sakit yang ngga-ngga akibat keiasaannya menahan pipis berjam-jam. Tapi pak suami bilang, “Kita ambil positifnya Mi, berarti sebenarnya dia udah sadar sensasi mau pipis itu seperti apa.” Iya juga sih. Maka saya mulai banyakin ngobrol sama si jagoan, “Ayo Nak kita belajar lagi ya pipisnya di kamar mandi.. Kita doa yaa.. Ya Allah mudahkanlah aku belajar pipis, biar nanti bisa belajar bersuci, bisa shalat, bisa ibadah kepadaMu”..

Hampir satu minggu kebiasaan menahan pipis ini berlangsung, dan hampir saja saya meyerah. Sampai di suatu siang saat abinya sedang libur, giliran abinya yang ngajak pipis ke kamar mandi. Sayup-sayup terdengar, “Ayo dikit lagi.. Hebat.. Ayo bisa.. Waaah hebat keluar.” Saya yang saat itu sedang di dapur senang sekali, bahagia yang tak tergambarkan, eaa… Akhirnya seperti pecah telor, bisa juga ternyata si jagoan pipis di kamar mandi. Alhamdulillah. Kalau kata abinya barangkali selama ini ketika diajak ke kamar mandi dia selalu tidak bisa mengeluarkan pipis karena sudah keburu terdistrak dengan main air dll, makanya saat beliau yang ajak, beliau pegangin tangannya biar pipis dulu dan tidak langsung pegang gayung main air.

Kini, setelah momen bersejarah itu terlewati, alhamdulillah si jagoan benar-benar sudah terbiasa mengeluarkan pipisnya di kamar mandi, bahkan tanpa perlu dijadwal. Dia biasanya akan menunjukkan gelagat atau nangis atau bilang, “Cuur ummi”, saat sudah ingin pipis. Walaupun terkadang sekali dua kali masih ada momen bocor di lantai karena saya sedang kurang memperhatikannya.

MasyaaAllah semua atas izin Allah dan pertolongaNya.. Sebenarnya masih ada beberapa PR untuk toilet training ini, tapi mari kita terus berproses ya Nak sembari terus memohon kemudahan dari Allah.

Zahir (Galeri 1 Tahun…)

Bismillahirrahmaanirrahim

Alhamdulillahilladzi bini’matihii tatimushsoolihaat..

Bayi yang sudah tidak lagi bayi. Begitu kami menyebutnya saat melihat tingkahnya yang MasyaaAllah luar biasa.. “Kaget ga Mi sama tingkah anak cowok?” Tanya abinya suatu hari.. Sebenarnya umi ga begitu kaget karena alhamdulillah banyak asisten ahli yang mendampingi.. hihi.. Maksudnya ada kakak-kakaknya yang rajin menemani..

Allahu Yubaarik Fiik anak sholih ❤️❤️

Zahir Newborn
Zahir usia 5 hari
Zahir 1 bulan
Zahir 2 Bulan
Zahir 3 Bulan
Zahir 4 Bulan
Zahir 5 bulan
Zahir 6 bulan
Zahir 8 Bulan
Zahir 11 bulan
Zahir 12 Bulan

Zahir (9 Bulan…)

Bismillahirrahmaanirrahim

. Ini adalah tentang Zahir yang berusia 9 bulan.. Sudah lewat 10 hari sih sebenarnya..😀

. Zahir sekarang sudah punya 4 buah gigi, Alhamdulillah .. Setiap tumbuh gigi, GTM pun melanda, hikss, akhirnya BB Zahir tidak begitu signifikan bertambah pada beberapa bulan ini.. Adegan gigit-gigit? Duh eta mah teteep.. MasyaaAllah….

. Allah menghadirkan tiap anak dengan keunikannya sendiri-sendiri… Dan buat Zahir, keunikannya adalah berjalan pertama di usia 9 bulan ini.. Iya, jadi di tengah-tengah jeda antar shalat tarawih di tanggal 21 Mei kemarin, Zahir “atraksi” melangkah hingga 3 langkah.. Si ummi sampai berkaca-kaca.. Dan setelah hari itu, Zahir makin sering belajar berjalan.. Kadang baru selangkah dua langkah langsung terduduk lagi, kadang bisa sampai satu meter dia berjalan.. Alhamdulillah..Kalau diamati dia lebih cepat termotivasi ketika melihat tetehnya muter terus kayak gasing, lompat sana-sini, lari sana-sini.. Zahir gemes banget pengen bisa ngejar teteh…😅

. Ummi suka bilang gini, “Beruntung banget ya jadi Zahir, punya kakak-kakak cewek yang seneng banget ngajak main”.. Apalagi kalau liat di kakak yang momong, masyaaAllah.. Gendong, nyuapin, puk-puk-in.. Pokoknya kalau sama kakak, Zahir ngalem banget.. Tapi kalau ketemu teteh kayak ketemu teman gulat.. Lompat-lompat di kasur, teriak-teriak heboh, nindihin tetehnya padahal beda mereka cuma 5 kg 😂😂

. Begitu lah Zahir hari ini.. Semoga Allah terus memberi Zahir kesehatan.. Allah jadikan Zahir anak yang sholih.. Aamiin

. Love You Nak Ganteng😘

Zahir (5 Bulan…)

Putra umi… usiamu kini 5 bulan…Alhamdulillah...

MasyaaAllah tabarakallah, saat uti mu video call betapa girangnya beliau sambil bilang, “Putuku ganteng cah “.. hehe ya namanya juga nenek, persis lah kayak emaknya pasti bilang anaknya ganteng..Tapi emang kamu ganteng sih Nak.. hehe teteep..

Tapi kalau kata Umi Nailah, “Iih kamu putih ya sekarang, waktu bayi item banget”… wkwkw.. padahal waktu bayi beliau ga komen loh dek..Kalau kata Mapul, ” Deek, itu pipinya ngagandoy (tumpah. red)”…

Apapun, alhamdulillah Allah anugerah sehat dan fisik yang sempurna padamu Nak.. MasyaaAllah,padahal saat hamil umi sempat galau khawatir ada apa-apa denganmu berhubung sering sekali kucing numpang pup di halaman kita..

Sejak usia 2 bulan, bahkan saat kau masih harus ditengkurapkan dengan bantuan, kamu sudah ngoyo pengen ngesot. Alhasil itu muka seringnya merah-merah karena kamu maksa maju pakai seluruh anggota badan… Kini, alhamdulillah kamu sudah jago tengkurap sendiri dan mulai pinter ngesot maju mundur gaya lumba-lumba kata kakak…Kamu juga hobinya didudukkin sama diberdiriin, padahal mah itu kaki belum kuat..

Usia 5 bulan ini kamu mulai hobi nge-bubble.. MasyaaAllah lucunya.. Kalau bete bukan nangis lagi, tapi jadi lebih mirip ngomel.. Kamu juga gemes banget sama teteh kalau mulai diisengin.. Keluar lah jurus berteriak dan menarik rambut teteh.. hehe.. Kalau sama kakak kamu hobi banget diajak ngobrol, senyummu akan merekah lebar saat bermain dengannya…

Tapi yang paling umi heran adalah ekspresimu saat bersama abi… Dua anak cewek nempel abinya, umi suka beralasan, “Kan emang anak cewek..” Laah sekarang taunya kamu juga neplok sama abi .. krik.. magnet gerangan apakah yang dimiliki abimu, sampai semua anaknya nemplok banget dan umi suka kalah pamor.. hiks…

Abi pernah tanya, “Umi pernah bosen sama Zahir?” Maka umi jawab, ” Nggak”… Umi ga pernah bosen sama kamu Nak, umi cuma suka deg-degan dan mati gaya kalau kelamaan ngajak kamu main, “Main apaa lagi yaaa…”

Saat melihat kakakmu dulu umi lansung ingat tante Muti… Waktu liat tetehmu, umi langsung tau dia plek-ketiplek mirip abi.. Tapi waktu melihatmu umi masih bingung kamu lebih mirip siapa, umi merasa melihat seseorang tapi siapakah gerangan… Banyak yang bilang kamu mirip teteh, tapi umi dan abi malah lebih merasa kamu mirip kakak… Tapi saat kamu di Garut, orang-orang bilang kamu mirip keturunan Tanjungpura…

Daan sekarang umi tau siapa kah yang umi liat pada dirimu… Dia, orang yang umi rindu… Dia, yang barangkali akan sangat bahagia jika menimangmu… Dia, Apa-nya umi, Rahimahullah…

Ambu Imas bilang gini saat melihatmu, “Dahinya mirip Almarhum.. Mudah-mudahan pinternya kayak almarhum biar kitab-kitab ada yang ngelanjutin baca..” Aamiin, semoga Allah menjadikan mu orang yang shalih, orang yang berilmu…

MUHAMMAD ZAHIR AL-GHAFIQI (Kisah Kelahiranmu..)

Bismillahirrahmaanirrahim
Alhamdulillahilladzi bini’matihii tatimmushshaalihaat…

.
Seperti dua buah hati sebelumnya, kisah ini pun ditulis untuknya yang ketiga, yang dicinta..

.
Kehamilan dan persalinan ketiga ini agak berbeda dari yang sudah-sudah, setidaknya tidak harus mengalami LDR dengan pak suami di bulan terakhir.. Tidak memungkinkannya melahirkan di kampung halaman, membuat kami benar-benar harus merencanakan dengan matang segala sesuatunya..

.
Yang uniknya lagi, ini kali pertama pak suami melihat kepayahan saya hari demi hari di bulan terakhir. Drama susah tidur lah, pegel-pegel lah, kegerahan lah.. MasyaaAllah tabarakallah beliau mau dengan sangat sabar menghadapinya, memijiti kaki saya setiap malam walaupun terkadang dalam kondisi ngantuk berat.. Katanya itu adalah nasihat bapaknya dulu, “Kalau istrimu hamil, pijiti kakinya, kasian..” MasyaaAllah bapak, Rahimahullah.. 

.
Memilah milih tempat bersalin juga lumayan pusing. Pengalaman lahiran kedua di bidan, yang pagi datang sore bisa pulang, membuat saya cenderung untuk memilih kembali melahirkan di bidan, selain tentunya akan jauh lebih hemat jika memang tidak ada komplikasi apa-apa. Bismillah, di bulan terakhir saya mulai rutin kontrol ke klinik bidan incaran. MasyaaAllah bidan nya sudah senior, adeeem banget dan menenangkan..

.
Menjelang pekan ke-39 saya sudah mulai sering mengalami kontraksi palsu, sedang HPL sebenarnya masih tanggal 26 Agustus.. Sudah mulai harap-harap cemas, antara deg-degan sama tak sabar ketemu si bayi.. Kakak-kakaknya pun sangat antusias, apalagi yang kedua rutin ngajak ngobrol adek bayinya, “Assalamu’alaykum.. dede bayiiiii.. keluar yook.. aku sayang dede bayi…”.. Gitu hampir setiap hari.

.
Bahkan saat shaum Arafah, hampir saja saya mengira akan melahirkan, karena kontraksi palsunya sering banget.. Tapi kata suami, “Tenaaang, itu kayaknya si bayi laper, nanti juga kalau buka puasa kontraksinya paling juga ilang ..” Dan bener dong sembuh.. hehe.. MasyaaAllah..

.
19 Agustus

.
Dini hari saat ke kamar mandi, ternyata si bloody show sudah mulai keluar. Saya bilang ke suami, “Bi kayaknya harus mulai siap-siap deh, ini udah mulai ada lendir darah.” Pengalaman terakhir lahiran yang kedua si bloody show ini muncul 2 hari sebelum melahirkan, kalau saat si sulung bahkan hanya 14 jam sebelum melahirkan..

.
Malam harinya perut saya semakin tidak nyaman dan susah tidur semalaman. Kontraksi makin sering muncul tapi saya masih bingung ini asli atau palsu karena ritme nya masih tak beraturan.

.
20 Agustus

.
Akhirnya bada subuh saya putuskan pergi ke klinik bidan. Si kakak kami tinggal dengan dikasih wejangan aneka rupa, dan yang kedua kami paksa bangun untuk dibawa serta.
Qodarullah ternyata baru bukaan satu dan kontraksi pun jaraknya masih jauh dan belum kuat. Akhirnya saya putuskan pulang dulu ke rumah, tapi pak suami saya paksa untuk cuti.. Karena dari dua pengalaman sebelumnya dari bukaan satu ke proses persalinan hanya berjarak kurang dari 12 jam.

.
Pulang ke rumah saya benar-benar ngantuk berat, anehnya saat tidur kontraksi malah hilang. Saya akhirnya melakukan aktivitas rumah biasa saja sambil diselingi jalan kaki di dalam rumah dan main gym ball.. Ditunggu sampai sore kontraksi datangnya masih saja tak beraturan, sampai saya bingung sendiri. Kalau ini kontraksi palsu, harusnya kan hilang saat berubah posisi, tapi kontraksi saya kebalikan, malah datang saat saya berubah posisi…

.
Akhirnya kami putuskan untuk ke bidan lagi habis isya, untuk kontrol USG rutin saja sekalian curhat.. Saat periksa bidan nya bilang, “Ah, ini mah mules mau ngelahirin nih.. Mudah-mudahan lahir malam ini ya..” MasyaaAllah antara berharap tapi ga yakin juga sebenarnya..

.
Pulang ke rumah, kami pun siap-siap tidur. Saya sudah pasrah terserah Allah saja kapan waktu terbaiknya. Baru naik kasur kontraksi udah mulai datang lagi dan kali ini saya putuskan untuk pakai aplikasi timer kontraksi.. Sekali dua kali hingga lima kali, kenapa intervalnya cuma tinggal 7-6 menit. Akhirnya saya minta suami untuk balik ke bidan. Skenario awal di kakak akan kami tinggal dulu lalu dijemput abinya lagi belakangan, tapi akhirnya saya minta semua berangkat bareng aja.. Dan akhirnya kami naik motor berempat dengan kondisi saya yang mulai mulas-mulas “nikmat”…

.
Sampai di bidan sekitar jam 21.30 alhamdulillah ternyata bukaan 3, kami pun disiapkan kamar inap. Qodarullah sebelum berangkat saya sempat kepikiran bekal sleeping bag dan selimut yang ternyata sangat berguna.. Anak-anak saya minta tiduran beralaskan sleeping bag dan selimut tadi.. hikss kasian.. Saya sendiri ditemani suami di atas kasur yang sebenarnya untuk duduk pun serba salah, apalagi disuruh berbaring…

.
Setiap si gelombang cinta datang, saya pegang tangan suami erat-erat.. MasyaaAllah ini beneran pengalaman pertama saya didampingi bersalin full olehnya.. Beliau benar-benar tenang, menuntun saya untuk mengatur nafas dengan benar..

.
Sekitar pukul 22.30 alhamdulillah sudah bukaan 4, dan inilah si kala 2 yang katanya bisa saja sangat cepat. Para bidan jaga sebenarnya sudah ancang-ancang, mengingat dua persalinan saya sebelumnya dengan riwayat kala 2 yang juga cepat. Si sulung bukaan 4 subuh, melahirkan jam 8 pagi,  yangkedua pun tak jauh beda.

.
Jam 23.30 saya mulai kewalahan, gelombang cinta datang makin kuat, dan ternyata sudah bukaan 5. Akhirnya saya dibawa pindah ke ruang bersalin. Lalu anak-anak? Kami tinggal berdua di kamar inap dan dikunci dari luar.. hehe.. Habis gimana, kliniknya langsung menghadap jalan dan banyak orang lalu lalang bahkan nongkrong.

.
Sampai di ruang bersalin, saya semakin payah mengontrol nafas, padahal pak suami sudah sabar banget, “Nafas mi.. ayo atur..” Sambil beliau terus mencontohkan. Perasaan udah latihan di rumah mah, tapi tetep weh pas waktunya mah si saya suka payah.. Baru setengah jam saya minta pak suami manggil bidan lagi, dan MasyaaAllah ternyata sudah bukan 9. Antara bahagia sama deg-degan.. Saya udah minta bu bidan siap-siap aja, “Ayo mba sekarang aja”.hehe . Mba bidannya jawab, “Iih ibu, ga boleh.. belum lengkap..” Sambil nahan kedua kaki saya.. haduuuh subhanallah.. Lalu entah setelah berapa menit karena saya merasa itu menit paling lama yang pernah ada datanglah seorang dokter cantik yang nyapa saya, “Hallo saya dokter Bening..” MasyaaAllah baru tau saya ternyata ada dokternya…

.
Lalu dimulailah perjuangan itu, yang masyaaAllah jika bukan karena kuasa dan kasih sayang Allah saya tidak tau akan seperti apa.. Lagi-lagi harus melalui drama susah mengeluarkan si bayi padahal hasil belajar dari pengalaman melahirkan yang kedua saya benar-benar sudah memenuhi semua asupan untuk bekal tenaga, dan alhamdulillah bisa mengejan panjang tanpa putus. Tapi qadarullah si bayi tetap susah ditarik keluar, “Ini bayinya gede” Kurang lebih begitu komentar dokter.. Dan betul saja, masyaaAllah ternyata si bayi beratnya 3,9 kg kurang 100 gram lagi dek biar genap 4 kg, dan panjangnya 49 cm.. Bayi laki-laki yang lahir pada Rabu 20 Dzulhijjah 1440 H/ 21 Agustus 2019 jam 00.28, lahir tengah malam persis seperti abinya…

.
Saat melihat si bayi, mendengar suara tangisnya, masyaaAllah lega rasanya, semua rasa sakit berubah bahagia, walaupun tetep sih masih nyut-nyutan,, hehe…

.
Yang menakjubkan adalah ternyata pak suami berani menemani saya melewati semua momen ini. Melewati malam yang sangat panjang, namun akan selalu terkenang.. Allahu yubaarik fiih..

.
Alhamdulillah setelah cukup istirahat sejenak, pukul 10 pagi kami semua pulang ke rumah.. Tuuh kan di bidan mah singkat dan padat, hehe, alhamdulillah Allah karuniakan sehat..

.
Esoknya saya sudah harus menjalani rutinitas rumahan seperti biasa.. Orang-orang banyak yang komentar, “Itu benaran habis lahiran?” saat melihat saya sudah di rumah aja.. Lah terus piye? Beginilah keluarga kecil kami yang memutuskan melahirkan tanpa mendatangkan bala bantuan.. Bismillah, semoga kuat, semoga sehat..

.

Dan hari-hari ini, kini kami lalui dengan hadirmya anggota baru, sedangkan rutinitas pagi hari semakin heboh saja kali ini.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah..

.
Ahlan wa sahlan putranya ummi dan abi..

MUHAMMAD ZAHIR AL-GHAFIQI

Nama yang akhirnya diputuskan abimu di detik-detik  akhir menjelang hari ke-7 kelahiranmu..

MUHAMMAD, nama Rasul kita, Qudwah terbaik kita. Semoga engkau senantiasa mencintai dan mengamalkan sunnahnya, menjadi salah satu ummatnya yang kelak mendapat syafaat darinya di yaumil hisab.

ZAHIR artinya orang yang bersinar, yang cemerlang.  Semoga engkau bersinar karena amal shalih, cemerlang di hadapan Allah Jalla Jalaaluh.

AL-GHAFIQI adalah nama belakang dari salah seorang tabi’in yang sekaligus panglima juga Gubernur Andalusia, yaitu Abdurrahman Al Ghafiqi.  Seorang pemimpin yang beriman, berilmu juga tawadhu..  Panglima penakluk wilayah-wilayah Prancis hingga akhirnya syahid di Balath Asy Syuhada..

Segala doa kebaikan kami sematkan dalam namamu ini Nak, semoga Allah kabulkan. .Aamiin Allahumma aamiin..