MUHAMMAD ZAHIR AL-GHAFIQI (Kisah Kelahiranmu..)

Bismillahirrahmaanirrahim
Alhamdulillahilladzi bini’matihii tatimmushshaalihaat…

.
Seperti dua buah hati sebelumnya, kisah ini pun ditulis untuknya yang ketiga, yang dicinta..

.
Kehamilan dan persalinan ketiga ini agak berbeda dari yang sudah-sudah, setidaknya tidak harus mengalami LDR dengan pak suami di bulan terakhir.. Tidak memungkinkannya melahirkan di kampung halaman, membuat kami benar-benar harus merencanakan dengan matang segala sesuatunya..

.
Yang uniknya lagi, ini kali pertama pak suami melihat kepayahan saya hari demi hari di bulan terakhir. Drama susah tidur lah, pegel-pegel lah, kegerahan lah.. MasyaaAllah tabarakallah beliau mau dengan sangat sabar menghadapinya, memijiti kaki saya setiap malam walaupun terkadang dalam kondisi ngantuk berat.. Katanya itu adalah nasihat bapaknya dulu, “Kalau istrimu hamil, pijiti kakinya, kasian..” MasyaaAllah bapak, Rahimahullah.. 

.
Memilah milih tempat bersalin juga lumayan pusing. Pengalaman lahiran kedua di bidan, yang pagi datang sore bisa pulang, membuat saya cenderung untuk memilih kembali melahirkan di bidan, selain tentunya akan jauh lebih hemat jika memang tidak ada komplikasi apa-apa. Bismillah, di bulan terakhir saya mulai rutin kontrol ke klinik bidan incaran. MasyaaAllah bidan nya sudah senior, adeeem banget dan menenangkan..

.
Menjelang pekan ke-39 saya sudah mulai sering mengalami kontraksi palsu, sedang HPL sebenarnya masih tanggal 26 Agustus.. Sudah mulai harap-harap cemas, antara deg-degan sama tak sabar ketemu si bayi.. Kakak-kakaknya pun sangat antusias, apalagi yang kedua rutin ngajak ngobrol adek bayinya, “Assalamu’alaykum.. dede bayiiiii.. keluar yook.. aku sayang dede bayi…”.. Gitu hampir setiap hari.

.
Bahkan saat shaum Arafah, hampir saja saya mengira akan melahirkan, karena kontraksi palsunya sering banget.. Tapi kata suami, “Tenaaang, itu kayaknya si bayi laper, nanti juga kalau buka puasa kontraksinya paling juga ilang ..” Dan bener dong sembuh.. hehe.. MasyaaAllah..

.
19 Agustus

.
Dini hari saat ke kamar mandi, ternyata si bloody show sudah mulai keluar. Saya bilang ke suami, “Bi kayaknya harus mulai siap-siap deh, ini udah mulai ada lendir darah.” Pengalaman terakhir lahiran yang kedua si bloody show ini muncul 2 hari sebelum melahirkan, kalau saat si sulung bahkan hanya 14 jam sebelum melahirkan..

.
Malam harinya perut saya semakin tidak nyaman dan susah tidur semalaman. Kontraksi makin sering muncul tapi saya masih bingung ini asli atau palsu karena ritme nya masih tak beraturan.

.
20 Agustus

.
Akhirnya bada subuh saya putuskan pergi ke klinik bidan. Si kakak kami tinggal dengan dikasih wejangan aneka rupa, dan yang kedua kami paksa bangun untuk dibawa serta.
Qodarullah ternyata baru bukaan satu dan kontraksi pun jaraknya masih jauh dan belum kuat. Akhirnya saya putuskan pulang dulu ke rumah, tapi pak suami saya paksa untuk cuti.. Karena dari dua pengalaman sebelumnya dari bukaan satu ke proses persalinan hanya berjarak kurang dari 12 jam.

.
Pulang ke rumah saya benar-benar ngantuk berat, anehnya saat tidur kontraksi malah hilang. Saya akhirnya melakukan aktivitas rumah biasa saja sambil diselingi jalan kaki di dalam rumah dan main gym ball.. Ditunggu sampai sore kontraksi datangnya masih saja tak beraturan, sampai saya bingung sendiri. Kalau ini kontraksi palsu, harusnya kan hilang saat berubah posisi, tapi kontraksi saya kebalikan, malah datang saat saya berubah posisi…

.
Akhirnya kami putuskan untuk ke bidan lagi habis isya, untuk kontrol USG rutin saja sekalian curhat.. Saat periksa bidan nya bilang, “Ah, ini mah mules mau ngelahirin nih.. Mudah-mudahan lahir malam ini ya..” MasyaaAllah antara berharap tapi ga yakin juga sebenarnya..

.
Pulang ke rumah, kami pun siap-siap tidur. Saya sudah pasrah terserah Allah saja kapan waktu terbaiknya. Baru naik kasur kontraksi udah mulai datang lagi dan kali ini saya putuskan untuk pakai aplikasi timer kontraksi.. Sekali dua kali hingga lima kali, kenapa intervalnya cuma tinggal 7-6 menit. Akhirnya saya minta suami untuk balik ke bidan. Skenario awal di kakak akan kami tinggal dulu lalu dijemput abinya lagi belakangan, tapi akhirnya saya minta semua berangkat bareng aja.. Dan akhirnya kami naik motor berempat dengan kondisi saya yang mulai mulas-mulas “nikmat”…

.
Sampai di bidan sekitar jam 21.30 alhamdulillah ternyata bukaan 3, kami pun disiapkan kamar inap. Qodarullah sebelum berangkat saya sempat kepikiran bekal sleeping bag dan selimut yang ternyata sangat berguna.. Anak-anak saya minta tiduran beralaskan sleeping bag dan selimut tadi.. hikss kasian.. Saya sendiri ditemani suami di atas kasur yang sebenarnya untuk duduk pun serba salah, apalagi disuruh berbaring…

.
Setiap si gelombang cinta datang, saya pegang tangan suami erat-erat.. MasyaaAllah ini beneran pengalaman pertama saya didampingi bersalin full olehnya.. Beliau benar-benar tenang, menuntun saya untuk mengatur nafas dengan benar..

.
Sekitar pukul 22.30 alhamdulillah sudah bukaan 4, dan inilah si kala 2 yang katanya bisa saja sangat cepat. Para bidan jaga sebenarnya sudah ancang-ancang, mengingat dua persalinan saya sebelumnya dengan riwayat kala 2 yang juga cepat. Si sulung bukaan 4 subuh, melahirkan jam 8 pagi,  yangkedua pun tak jauh beda.

.
Jam 23.30 saya mulai kewalahan, gelombang cinta datang makin kuat, dan ternyata sudah bukaan 5. Akhirnya saya dibawa pindah ke ruang bersalin. Lalu anak-anak? Kami tinggal berdua di kamar inap dan dikunci dari luar.. hehe.. Habis gimana, kliniknya langsung menghadap jalan dan banyak orang lalu lalang bahkan nongkrong.

.
Sampai di ruang bersalin, saya semakin payah mengontrol nafas, padahal pak suami sudah sabar banget, “Nafas mi.. ayo atur..” Sambil beliau terus mencontohkan. Perasaan udah latihan di rumah mah, tapi tetep weh pas waktunya mah si saya suka payah.. Baru setengah jam saya minta pak suami manggil bidan lagi, dan MasyaaAllah ternyata sudah bukan 9. Antara bahagia sama deg-degan.. Saya udah minta bu bidan siap-siap aja, “Ayo mba sekarang aja”.hehe . Mba bidannya jawab, “Iih ibu, ga boleh.. belum lengkap..” Sambil nahan kedua kaki saya.. haduuuh subhanallah.. Lalu entah setelah berapa menit karena saya merasa itu menit paling lama yang pernah ada datanglah seorang dokter cantik yang nyapa saya, “Hallo saya dokter Bening..” MasyaaAllah baru tau saya ternyata ada dokternya…

.
Lalu dimulailah perjuangan itu, yang masyaaAllah jika bukan karena kuasa dan kasih sayang Allah saya tidak tau akan seperti apa.. Lagi-lagi harus melalui drama susah mengeluarkan si bayi padahal hasil belajar dari pengalaman melahirkan yang kedua saya benar-benar sudah memenuhi semua asupan untuk bekal tenaga, dan alhamdulillah bisa mengejan panjang tanpa putus. Tapi qadarullah si bayi tetap susah ditarik keluar, “Ini bayinya gede” Kurang lebih begitu komentar dokter.. Dan betul saja, masyaaAllah ternyata si bayi beratnya 3,9 kg kurang 100 gram lagi dek biar genap 4 kg, dan panjangnya 49 cm.. Bayi laki-laki yang lahir pada Rabu 20 Dzulhijjah 1440 H/ 21 Agustus 2019 jam 00.28, lahir tengah malam persis seperti abinya…

.
Saat melihat si bayi, mendengar suara tangisnya, masyaaAllah lega rasanya, semua rasa sakit berubah bahagia, walaupun tetep sih masih nyut-nyutan,, hehe…

.
Yang menakjubkan adalah ternyata pak suami berani menemani saya melewati semua momen ini. Melewati malam yang sangat panjang, namun akan selalu terkenang.. Allahu yubaarik fiih..

.
Alhamdulillah setelah cukup istirahat sejenak, pukul 10 pagi kami semua pulang ke rumah.. Tuuh kan di bidan mah singkat dan padat, hehe, alhamdulillah Allah karuniakan sehat..

.
Esoknya saya sudah harus menjalani rutinitas rumahan seperti biasa.. Orang-orang banyak yang komentar, “Itu benaran habis lahiran?” saat melihat saya sudah di rumah aja.. Lah terus piye? Beginilah keluarga kecil kami yang memutuskan melahirkan tanpa mendatangkan bala bantuan.. Bismillah, semoga kuat, semoga sehat..

.

Dan hari-hari ini, kini kami lalui dengan hadirmya anggota baru, sedangkan rutinitas pagi hari semakin heboh saja kali ini.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah..

.
Ahlan wa sahlan putranya ummi dan abi..

MUHAMMAD ZAHIR AL-GHAFIQI

Nama yang akhirnya diputuskan abimu di detik-detik  akhir menjelang hari ke-7 kelahiranmu..

MUHAMMAD, nama Rasul kita, Qudwah terbaik kita. Semoga engkau senantiasa mencintai dan mengamalkan sunnahnya, menjadi salah satu ummatnya yang kelak mendapat syafaat darinya di yaumil hisab.

ZAHIR artinya orang yang bersinar, yang cemerlang.  Semoga engkau bersinar karena amal shalih, cemerlang di hadapan Allah Jalla Jalaaluh.

AL-GHAFIQI adalah nama belakang dari salah seorang tabi’in yang sekaligus panglima juga Gubernur Andalusia, yaitu Abdurrahman Al Ghafiqi.  Seorang pemimpin yang beriman, berilmu juga tawadhu..  Panglima penakluk wilayah-wilayah Prancis hingga akhirnya syahid di Balath Asy Syuhada..

Segala doa kebaikan kami sematkan dalam namamu ini Nak, semoga Allah kabulkan. .Aamiin Allahumma aamiin..

 

 

 

 

Leave a comment