Toilet Training Jagoannya Ummi

Bismillah

Sebenarnya saya agak-agak lupa bagaimana seharusnya menjalankan toilet training yang benar. Seingat saya, dua kakaknya dulu terhitung mudah melaluinya. Entah karena sudah lama jadi yang diingat hanya mudahnya saja atau bagaimana. Tapi yang pasti, dua anak yang pertama alhamdulillah lulus toilet training di usia sekitar 2.5 tahun.

Berbekal ingatan itu maka untuk si jagoan saya menargetkan di usia yang sama pula dia harus mulai toilet training. Masalahnya, saat dia berusia 2.5 tahun itu bertepatan dengan musim dingin di Korea. Akhirnya saya undur selama sebulan, saat cuaca sudah lebih bersahabat, ketika mulai masuk musim semi. Tapi yang namanya juga baru awal musim semi, cuaca tetap saja dingin. Sehari dua hari saya jalani, hingga hampir satu minggu, tak ada perkembangan berarti, si jagoan walaupun sudah rutin dibawa ke kamar mandi per sekian jam tapi hampir tidak pernah mengeluarkan pipisnya di kamar mandi. Yang ada adalah dia jadi seperti takut dengan kamar mandi. Setiap kali diajak ke kamar mandi dia menolak, setiap pintu kamar mandi terbuka sedikit saja dia akan bergegas menutupnya. Setelah baca-baca lagi akhirnya saya putuskan menunda kembali proses toilet training si jagoan. Pikir saya, barangkali dia memang belum siap, saya juga barangkali belum siap, terkadang saya masih sering memperlihatkan respon kaget berlebihan saat melihatnya pipis di lantai.

Sebulan, dua bulan, bahkan tiga bulan berlalu. Musim panas pun tiba. Dan ini adalah kesempatan emas untuk memulai toilet training kembali. Tapi saya masih maju mundur mengingat pengalaman toilet training sebelumnya. Sampai akhirnya suatu hari saya mendengar cerita guru ngaji saya yang juga sedang melakukan toilet training untuk putranya yang bahkan usianya jauh lebih muda dari si jagoan. Alasan beliau sama, “Mumpung musim panas”.

Maka, bismillah, akhirnya proses ini dimulai kembali. Awalnya hanya beberapa jam sehari saya mencoba melepas diapersnya dan mengajaknya pipis ke kamar mandi. Tapi sma sekali tidak ada kemajuan. Lalu akhirnya saya benar-benar melepas diapersnya dan kembali melakukan ritual membawanya ke kamar mandi tiap beberapa jam sekali. Hasilnya? Si jagoan malah l menahan pipisnya. Dia sama sekali tidak pipis selama berjam-jam, dan hanya akan pipis saat dipakaikan diapers. Mungkin ini juga dampak dari si jagoan yang hampir tidak pernah lepas dari diapers, terutama sejak di Korea. Berbeda dari kedua kakaknya yang memang tidak begitu lekat dengan pemakaian diapers.

Di sini saya mulai kembali ragu. Jangan-jangan memang si jagoan belum siap. Terlebih agak ngeri juga kalau nanti malah muncul sakit yang ngga-ngga akibat keiasaannya menahan pipis berjam-jam. Tapi pak suami bilang, “Kita ambil positifnya Mi, berarti sebenarnya dia udah sadar sensasi mau pipis itu seperti apa.” Iya juga sih. Maka saya mulai banyakin ngobrol sama si jagoan, “Ayo Nak kita belajar lagi ya pipisnya di kamar mandi.. Kita doa yaa.. Ya Allah mudahkanlah aku belajar pipis, biar nanti bisa belajar bersuci, bisa shalat, bisa ibadah kepadaMu”..

Hampir satu minggu kebiasaan menahan pipis ini berlangsung, dan hampir saja saya meyerah. Sampai di suatu siang saat abinya sedang libur, giliran abinya yang ngajak pipis ke kamar mandi. Sayup-sayup terdengar, “Ayo dikit lagi.. Hebat.. Ayo bisa.. Waaah hebat keluar.” Saya yang saat itu sedang di dapur senang sekali, bahagia yang tak tergambarkan, eaa… Akhirnya seperti pecah telor, bisa juga ternyata si jagoan pipis di kamar mandi. Alhamdulillah. Kalau kata abinya barangkali selama ini ketika diajak ke kamar mandi dia selalu tidak bisa mengeluarkan pipis karena sudah keburu terdistrak dengan main air dll, makanya saat beliau yang ajak, beliau pegangin tangannya biar pipis dulu dan tidak langsung pegang gayung main air.

Kini, setelah momen bersejarah itu terlewati, alhamdulillah si jagoan benar-benar sudah terbiasa mengeluarkan pipisnya di kamar mandi, bahkan tanpa perlu dijadwal. Dia biasanya akan menunjukkan gelagat atau nangis atau bilang, “Cuur ummi”, saat sudah ingin pipis. Walaupun terkadang sekali dua kali masih ada momen bocor di lantai karena saya sedang kurang memperhatikannya.

MasyaaAllah semua atas izin Allah dan pertolongaNya.. Sebenarnya masih ada beberapa PR untuk toilet training ini, tapi mari kita terus berproses ya Nak sembari terus memohon kemudahan dari Allah.

Leave a comment