Aghniya Masuk SD

MasyaaAllah.. Sekian purnama sudah saya absen dari blog ini…

Sebagai awalan, marilah meracau saja..hehe..

Mau cerita tentang pengalaman teteh Aghniya akhirnya masuk public school di sini.. Sempat maju mundur, bahkan sempat berdebat dengan pak suami, tapi akhirnya malah beliau yang semangat mencoba..

Pertimbangan utama sebenarnya karena kami kasian dengan teteh Aghniya yang selama ini belum sekalipun merasakan sekolah offline ataupun memiliki teman sendiri yang memang benar-benar temannya bukan karena ikut si kakak.. Singkatnya kami ingin memberinya pengalaman baru dalam kehidupan bersosialnya…

Kedua, sejujurnya kami sempat khawatir terkait agama, karena tentu sekolah di sini tidak ada penanaman iman, adab Islam, apalagi Al Quran. Tapi akhirnya kami memutuskan untuk tetap mengikutkan Aghniya di lembaga pendamping HS di Indonesia walaupun dia masuk public school di sini, karena semua hal tadi jauh lebih berharga dan tetap harus diutamakan dalam pendidikan.

Awalnya kami tidak berharap banyak, karena ada satu syarat untuk pendaftaran yang kami tidak punya saat itu, yaitu buku data vaksinasi.. Zaman Aghniya imunisasi dulu di bu bidan, mana ada pakai buku, yang ada hanya keras warna pink yang entah kemana rimbanya.. Sempat mencoba meminta dibuatkan semacam bukti vaksin dari klinik bidan yang dulu, tapi ternyata tidak bisa karena datanya sudah tak ada, secara sudah 6 tahun lalu hehe.. Akhirnya pasrah di detik-detik akhir mencoba datang saja ke Boegonso untuk meminta sertifikat data vaksinasi dengan hanya mengandalkan tulisan sesuai ingatan saya kapan saja jadwal vaksinasi yang sudah dilakukan Aghniya.. Tanpa tanya ini itu, ternyata bisa.. Waah.. MasyaaAllah..

Tantangan berikutnya ternyata di sekolah Aghniya tidak diizinkan membawa bekal makan siang sendiri, tidak seperti pengalaman beberapa kawan kami yang menyekolahkan anaknya di public school lain. . Ini bikin deg-degan sih.. Alhamdulillah sejak awal kami komunikasikan kepada wali kelasnya dengan rinci bahwa karena alasan agama Aghniya tidak akan bisa memakan A,B,dst, dan meminta beliau untuk tidak khawatir karena di rumah Aghniya tetap memakan makanan lengkap sehat dan bergizi.. Setiap awal bulan, sekolah biasanya akan memberikan daftar menu harian untuk sebulan, maka setiap pagi Aghniya akan diberi tahu apa saja yang bisa dia makan hari itu dan mana saja yang harus ia tinggalkan.. Sering sekali dia hanya bisa makan nasi, buah, dan susu saja..

Tantangan lain, tentu saja masalah bahasa.. Saat mendaftar kami sampaikan bahwa Aghniya bisa membaca dan menulis Hangeul tetapi tidak bisa untuk berkomunikasi. Tapi sekolah tidak mempermasalahkan sama sekali bahkan menyediakan kelas tambahan khusus bahasa Korea untuk anak-anak asing atau campuran..

Saat saya menulis ini, Aghniya sudah masuk semester keduanya di sekolah.. Kadang saya bingung bagaimana selama ini dia bertahan dan berkomunikasi dengan guru dan teman-temannya, tapi kalau ditanya, dia sendiri pun suka bingung menjelaskannya.. Hehe.. Kalau kata abinya, selama Aghniya setiap pagi masih semangat untuk berangkat sekolah, artinya dia baik-baik saja..

Saat Upacara Penerimaan

Leave a comment