Ibu-ibu Otak Membeku, Benarkah?

Suatu hari sahabat saya bilang gini. “Apakah ini tanda-tanda otak mulai beku? Soalnya waktu disuruh ngafalin hadits pas liqo kemarin, kok susah banget yah..” Lalu saya jawab, “Wah saya sering tuh, bahkan saya kadang ngerasa seluruh kemampuan saya waktu kuliah jadi hilang.” Lebaaayyy,,jawaban tak solutif.

Saya bahkan sering ketika ditanya ini itu sama suami hanya bisa menjawab, “Aduh ummi lupa..” Lalu si abi akan ngomel, “Ummi ini anak mikrobiologi bukan sih?” Atau beberapa kali ketika di suruh bikin proposalnya ibu-ibu, si ummi cuma bisa cengo di depan laptop,”Kemanakah gerangan kreatifitas saya zaman dulu itu?” Lalu memakai jurus andalan terakhir, “Biii,,bantuiiin.”

Sebagai ibu-ibu yang menghabiskan seluruh harinya di rumah, mungkin fenomena yang saya dan sahabat saya alami bukanlah hal aneh. Tapi apa sebenarnya yang salah? Benarkah menjadi seorang ibu rumah tangga full stay at home membuat kemampuan otak stagnan bahkan cenderung menurun?

Dulu saya pun sering berpikir demikian. Wah ngendog di rumah terus nih jadi ga berkembang, ilmu ngilang, dan bla bla bla.. Padahal kan sering banget tuh membanggakan diri, walau tak bekerja, tapi ibu yang berpendidikan tinggi akan mampu mencetak putra-putri hebat. Nah loh kalau berpendidikan tinggi tapi ilmunya ngilang gimana dong???

Inget loh, ibu rumah tangga bukan pembantu rumah tangga. Ibu rumah tangga tugas utamanya bukan nyuci, masak, ngepel, nyapu,itu mah sambilan untuk bantu suami dan menyenangkannya. Tugas utama ibu adalah menjaga, merawat, dan mendidik buah hati. Artinya, kemampuan, pengetahuan dan ilmu harus tetap ada bahkan berkembang.

Ada nasihat bagus dari ust.Anis Matta. Seorang akhwat yang memiliki potensi besar harusnya setelah menikah potensi itu tidak lantas mati. Jangan biarkan waktunya habis untuk pekerjaan-pekerjaan kasar di rumah. Bila mampu beli mesin, yang pakai mesin saja. Bila mampu mempekerjakan orang, yang ambilah ART, itung-itung membuka lapangan pekerjaan. Potensi seorang akhwat, termasuk waktu dan tenaganya harus lebih dioptimalkan untuk keluarga dan ummat. Jika yang terjadi malah sebaliknya, maka patut dipertanyakan, apa yang salah?

Nah, lalu bagaimana seharusnya seorang ibu rumah tangga mempertahankan dan mengembangkan kemampuannya? Dulu saya fikir salah satu cara untuk terus meningkatkan potensi adalah dengan terus menuntut ilmu a.k.a kuliah. Itu tak salah, namun ketika cara itu tidak memungkinkan ditempuh, apa harus stagnan lagi? Berdasarkan pengalaman pribadi, saya lakukan strategi-strategi berikut:

Pertama, terlepas ia bekerja atau tidak, wadah aktualisasi diri adalah hal yang penting. Bahasa kerennya, tetep jadi ibu-ibu gaul. Mungkin aktif di kegiatan PKK, kelompok pengajian, ormas, LSM, atau parpol kali..hehe..Akhir-akhir ini saya akhirnya diberi kesempatan bergabung dalam beberapa kegiatan. Berawal dari sebuah keterpaksaan, akhirnya ide-ide dari kepala saya akhirnya bertelor lagi…horeeee tiga kali…Alhamdulillah..

Kedua, bikin program harian. Misal harus menghafal Al-qur’an lima baris satu hari. Belajar TOEFL, dsb. Saya sudah pernah mencoba dan gagal total,karena kurangnya komitmen dari diri sendiri..Seminggu dua minggu pertama saya rajin banget buka-buka buku TOEFL, buka lagi buku sakti anak Mikrobiologi, dsb.Tapi ya itu, cuma bertahan 2 minggu sodara-sodara. Sempet juga saya minta diajari lagi pelajaran kuliah sama suami, Hasilnya??? Baru beberapa menit suami ngasih kuliah, saya sudah ngantuk..hoaaammm,,heuheu..

Tapi ada satu program yang berhasil, yaitu “Dongeng Abi”. Ini adalah program suami saya bercerita tentang shiroh Nabawi, pengetahuan Islam, perpolitikan, dsb..Untuk menagih program ini saya selalu pakai jurus ampuh,”Inget loh bi, abi punya kewajiban mendidik dan mengajari ummi..”hehe..Jadi intinya, strategi yang ini perlu komitmen kuat dari dalam diri dan dukungan orang terdekat..Siap..siap..siaaap!!!!!

Ketiga, seorang ibu rumah tangga tetap harus punya target-target dalam hidupnya untuk menjadikan dirinya insan yang bermanfaat untuk keluarga dan masyarakat. Akhir-akhir ini, karena beberapa hal akhirnya saya mencoba meng-create usaha rumahan. Susah? Tentu saja, terlebih saya sama sekali nol pengalaman dan bakat. Tapi dari susah itu saya merasa tertantang dan dipaksa berpikir. Ketika kening saya sudah berkerut-kerut saking pusingnya, suami saya akan nampak bahagia, dan berkomentar,”Abi seneng deh kalo ummi mikir”. Begitulah, berfikir membuat hidup saya bergairah. Saya pun tertantang untuk belajar hal baru dan hal lama. Tak melulu tentang usaha, bisa tentang pengembangan masyarakat, membuat TPA, dll..

Keempat, selalu membaca, bisa baca buku, baca berita, gabung grup-grup keren nan bermanfaat ,dsb. Duh kalo ga banyak baca apalah jadinya. Mendidik anak adalah memcetak batu bata peradaban, membangun keluarga adalah membangun peradaban itu sendiri, masa mau asal-asalan tanpa ilmu. Perlu ilmu agama, pendidikan anak, remaja, pengetahuan kesehatan, gizi, masakan, pengelolaan dan perencanaan keuangan, dan masih banyak ilmu yang harus digali. Ingat, ibu rumah tangga itu adalah profesi, maka harus profesional !

Terakhir, senantiasa memohon pertolongan Allah. Seperti doa yang senantiasa dipanjat ketika sekolah dulu. Rabbii zidnii ‘ilman warjuqnii fahmaa. Ya Tuhanku tambahkan ilmu kepadaku dan anugerahilah aku kefahaman. Menuntut ilmu sepanjang hayat, dan Allah lah Maha Pemberi ilmu..

Eh, ada yang ketinggalan deng… Kalo memungkinkan, belajar juga sama ibu-ibu sukses dan keren, soan gituh..

Sekian.. 🙂

2 thoughts on “Ibu-ibu Otak Membeku, Benarkah?”

  1. whaaaa ulaaan..nuhun udah diingetin..totally agree…
    gaul?pastinja..gaul ke warung, ke arisan rt, pengajian..pengen cari pengajian lain yg tabligh ey (nulis target sendiri di blog orang..hehe/

    target harian : just do it sampai fisik capeee..hehe. tapi nampaknya ada yg sering kelewat nih (yg ini numpang curhat)

    target hidup : banyak ngan masih pabalatak di otak

    baca..baca..baca : baca internet..hehehe….yosh mau mulai rajin lagi ah baca buku..

    nuhun nyaaa…

    1. sy sampai terpukau dan senang liat teh muthi sdh kmbali ke dunia perblogan lg..berarti udh jagjag ya teh..btw,nanti dishare jg ya teh rasanya sdh punya dua kurcil..hbs sy kabita pengen hamil lg..hehe..curcol

Leave a reply to muthi Cancel reply